Andi Djemma Pahlawan Nasional

Andi Djemma lahir di Palopo, 5 Januari 1901. Beliau adalah ana’ mattola (putra mahkota)
pasangan Andi Tenrilengka dengan Datu Luwu Andi Kambo. Pada 1905 atau umur 5 tahun
beliau telah menyaksikan pertempuran antara pihak Kedatuan Luwu dengan Belanda.
Kekejaman yang ditunjukkan penjajah membuat Andi Djemma kecil menaruh benci yang
mendalam. Pada 1935 ibunda Datu Luwu Andi Kambo mangkat. Suhu politik memanas.
Belanda mengintervensi menggagalkan Andi Djemma sebagai Datu Luwu. Namun kedekatannya dengan rakyat sejak kecil membuat beliau dicintai lapisan masyarakat dan mendapat dukungan dan akhirnya naik tahta.Ketika Soekarno_Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Andi Djemma menyatakan berdiri dibelakan negara Indonesia dalam keadaan apapun juga. Pada 23 Januari 1946 revolusi Luwu ke dua pecah. Andi Djemma bersama seluruh lapisan masyarakat melakukan perlawanan. Pengakuan wartawan Australia bahwa Perang Luwu 1946 merupakan pertempuran paling dahsat antara pejuang pro kemerdekaan dengan KNIL/NICA. Setelah berjuang 5 bulan, tepatnya pada 2 Juni 1946, Andi Djemma tertangkap di Benteng Alam Batu Putih di Sulawesi Tenggara, wilayah Kedatuah Luwu. Andi Djemma diadili di Bone dan dijatuhi hukuman 25 tahun penjara oleh Belanda ke Ternate. Pengakuan kedaulatan 1949 membawa angin segar. Para pejuang dibebaskan termasuk Andi Djemma. Andi Djemma mangkat pada 1965 di Makassar dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Panaikang Makassar. Atas jasa-jasanya beliau dianugerahi Pahlawan Nasional oleh Presiden Republik Indonesia pada 2002.