Komunikasi Verbal dan Nonverbal Pada Prosesi Pemotongan Kerbau Dalam Upacara Adat Rambu Solo'

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk komunikasi verbal dan nonverbal padaprosesi pemotongan kerbau (manutunu tedong) pada upacara adat Rambu Solo’. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemotongan kerbau yang dalam bahasa masyarakat suku Toraja disebut mantunu tedong merupakan rangkaian terakhir dari kegiatan upacara adat Rambu Solo’. Prosesi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada keluarga yang telah meninggal dengan memotong kerbau yang mereka yakini dapat menjadi kendaraan menuju surga bagi yang telah meninggal. Komunikasi verbal yang ada pada prosesi mantunu tedong yaitu berupa doa sebagai bentuk komunikasi kepada Tuhan agar prosesi berjalan dengan lancar; pembacaan urutan pemanggilan kerbau agar kerbau dimasukkan ke dalam lapangan secara berurutan; dan melakukan meoli yaitu teriakan khas Toraja yang biasanya digunakan sebagai penyemangat kepada semua orang hadir. Komunikasi noverbal yang ditampilkan yaitu pemukulan gong yang menandakan bahwa prosesimantunu tedong telah dimulai, semua yang hadir dalam prosesi mengenakan baju berwarna hitam yang menandakan sedang berduka; menebas leher kerbau dengan sekali tebasan agar kerbau tidak merasakan sakit terlalu lama saat dipotong; mengarahkan parang ke arah atas setelah melakukan pemotangan kerbau untuk menghindari kecelakaan yang tidak diinginkan seperti parang mengenai tubuh; dan pembagian daging dari keluarga yang berduka kepada para tamu sebagai bentuk ungkapan terima kasih atas kedatangan mereka.